Kerugian Samsung Hingga Rp. 13,5 Triliun Untuk Penarikan Galaxy Note 7
Samsung Electronics pada Jumat pekan lalu mengumumkan rencana penarikan seluruh ponsel Galaxy Note 7 yang beredar di seluruh dunia. Penarikan itu dilakukan menyusul munculnya kasus meledaknya ponsel saat sedang dilakukan pengisian daya baterai.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan analis Bloomberg, Samsung diperkirakan harus mengeluarkan dana sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun untuk mengganti seluruh unit ponsel Galaxy Note 7 yang telah didistribusikan selama dua pekan terakhir ke seluruh dunia. Jumlah barang yang rencananya ditarik berjumlah sekitar 2,5 juta unit ponsel, seperti dilansir Phonearena.com, Senin 5 September 2016.
Perusahaan menyebutkan 1 diantara 24 unit ponsel diperkirakan mengalami kesalahan pada bagian baterai yang memungkinkan perangkat terbakar dan meledak saat sedang diisi baterai.
Atas insiden terbakarnya ponsel dan penarikan atau recall Note 7, perusahaan diperkirakan mengalami kerugian kurang dari 5 persen dari keseluruhan angka laba bersih. Tahun 2016 Samsung diprediksi mendapatkan laba bersih mencapai US$ 20,6 miliar atau Rp 278 triliun.
Beberapa bagian baterai yang digunakan kemungkinan berasal dari Samsung SDI. Divisi Samsung SDI diketahui memasok 70 persen baterai kepada Samsung Electronics. Saat ini pemesanan baterai kepada Samsung SDI pun telah dihentikan.
Sayangnya, kejadian recall ini telah merusak potensi waktu dan keuntungan yang dimiliki Galaxy Note 7. Produk flaghsip Samsung ini sebenarnya hadir satu bulan sebelum kompetitornya iPhone meluncurkan iPhone 7 dan diperkirakan akan mampu mendapatkan pasar yang besar dari ketidakhadiran ponsel iPhone yang baru diperiode waktu yang sama.

Namun saat ini Samsung terpaksa menghentikan penjualan Galaxy Note 7 di 10 pasar utamanya di dunia dan catatan reputasinya diduga ternoda dengan adanya insiden ini.
Analis SDI Singapura Bryan Ma memprediksi Samsung tetap akan berhasil mendapatkan mendapatkan targer penjualan pada kuartal ini. Namun ia tidak memprediksi lebih lanjut, efek jangka panjang yang akan terjadi dari reaksi cepat yang diambil perusahaan.
No comments